1.1 Sumberdaya ekonomi
Mata kuliah perilaku konsumen ini membahas sumberdaya manusia dalam
proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan
pembangunan ekonomi yang pada dasarnya harus dilihat dari aspek
peningkatan kualitasnya.
Dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah
tergolong lebih maju, produktivitas sumber daya manusia secara teknis
telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk
memperkuat basis struktural perekonomiannya.
Didalam makalah ini akan dibahas tentang seluk-beluk daripada sumber
daya konsumen dan pengetahuan konsumen yang lebih dalam lagi.
A. Pengertian sumber daya ekonomi
Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi
pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber
daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural
resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang
dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal
dasar pembangunan ekonomi yang ketergantungan terhadap sumberdaya secara
struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain.
Misalnya
Penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut
termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or
exhaustible resources). Jenis sumber daya ini pada dasarnya meliputi
sumber daya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam,
uranium, batubara serta mineral yang non energi. Sumberdaya alam jenis
ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses
alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban
dari jumlah pemanfaatannya.
Sumber daya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially
renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya
alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari
secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui
proses alamiah
Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin
dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses
pembangunan wilayah (daerah).
Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk
daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila
sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak
bijaksana dan baik maka akan menimbulkan stagnasi dan kemunduran
dinamika pembangunan ekonomi akan semakin cepat menjelma atau merupakan
sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya
manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi
termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan.
Faktor sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran
baru dalam teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya
manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala
global, nasional maupun daerah.
Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya
manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok
dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di
negara-negara berkembang.
Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang
pakar perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang
bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United
Nation Development Programme (UNDP).
Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa pengembangan sumberdaya manusia
harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat
ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri
maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar
hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang
sangat signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
Dari pola pemikiran seperti diatas maka takaran peranan sumberdaya
manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi
kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus dilihat dari aspek
peningkatan kualitasnya.
Dengan kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan
dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai
modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.Bagi kebayakan
negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih
maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan
sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju
pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis
struktural perekonomiannya.
Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan
sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan
dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara
tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin
kompetitif.
1.2 Sumber Daya Sementara
Waktu merupakan variable yang semakin penting dalam memahami perilaku
kegiatan konsumen,karena konsumen mayoritas semakin mengalami
kemiskinan akan waktu.namun demikian ada Barang yang Menggunakan Waktu
yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.
Berikutnya sumber daya kognitif produk yang diklasifikasikan menurut
sifat waktu konsumen disebut barang waktu atau Time Goods yang terdiri
dari:
Barang yang menggunakan waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh:
Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan
pribadi, pulang pergi (waktu wajib).
Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
1.3 Sumber Daya Kognitif
Sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi
konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang
bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya, dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke
dalam konstruktivisme.
Melalui proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang
berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap
di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu
karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan
seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.
Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan proses penyesuaian
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima
pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya.
1.4 Peranan Sumber daya Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era otonomi daerah dewasa ini,
kecepatan dan optimalisasi pembangunan wilayah (daerah) tentu akan
sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi
(baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia).
Keterbatasan dalam kepemilikan sumber daya alam dan sumberdaya
manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti
dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah.
Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya
kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi yang dimiliki daerah adalah
ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan
kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya
pula disparitas pembangunan ekonomi wilayah.
Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila
dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini banyak
menganalisis tentang dinamika ketimpangan dan pembangunan ekonomi antar
wilayah, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab munculnya ketimpangan
pembangunan ekonomi antar wilayah di Indonesia adalah adanya perbedaan
dalam karakteristik kelimpahan sumberdaya alam (resources endowment) dan
sumberdaya manusia (human resources).
Disamping beberapa faktor lain yang juga sangat krusial seperti
perbedaan demografi, perbedaan potensi lokasi, perbedaan aspek
aksesibilitas dan kekuasaan (power) dalam pengambilan keputusan serta
perbedaan aspek potensi pasar.
Dengan pola sebagaimana diilustrasikan diatas dapat digarisbawahi
bahwa pengelolaan, ketersediaan, dan kebijakan yang tepat, relevan serta
komprehensif amat dibutuhkan dalam kaitannya dengan percepatan proses
pembangunan ekonomi daerah dan penguatan tatanan ekonomi daerah yang
pada gilirannya dapat menjamin lanjutan dari proses pembangunan ekonomi
yang dimaksud.
Namun amat disayangkan, dinamika pelaksanaan pembangunan ekonomi
wilayah (daerah) dalam era otonomi daerah dewasa ini, memiliki atau
menampakkan suatu kedenderungan dimana daerah yang kaya akan sumberdaya
alam lebih cepat menikmati kemajuan pembangunan bila dibandingkan dengan
wilayah lain yang miskin akan sumberdaya alam, hal ini diperparah lagi
dengan keterbatasan kualitas sumberdaya manusia atau SDM.
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/23/sumber-daya-ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar