Minggu, 13 Januari 2013

Pengaruh interaksi individu terhadap gaya hidup

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita berhubungan dengan antar individu dan kelompok di lingkungan sosial yang berbeda-beda. Individu memiliki karakter yang berlainan satu dengan yang lainnya. Perbedaan antar karakter individu sebagai identitas diri individu masing-masing. Perilaku yang ditunjukkan oleh individu, membuat individu yang lain mengambil sikap atau tindakan sebagai reaksi individu yang bersangkutan. Interaksi individu akan membentuk kondisi lingkungan dalam pergaulannya.
Reaksi yang diambil oleh individu, bisa sebagai reaksi positif atau negative terhadap perilaku individu yang lain. Reaksi positif, bisa disebabkan masing-masing individu saling menghargai, mengikuti norma yang berlaku, tidak menunjukkan egois yang berlebihan, persamaan pemikiran, kesamaan kepentingan, tujuan atau merasakan adanya perasaan senasib. Reaksi negatif yang terjadi, bisa karena ada salah satu individu tidak mengindahkan norma-norma yang ada, merasa tidak ada kesamaan kepentingan, egois yang berlebihan, tidak sejalan pemikiran, tujuan yang berbeda dan merasa diri lebih hebat dari yang lain.
Interaksi individu bisa dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan masyarakat. Masing-masing lingkungan sosial mempunyai penekanan norma-norma.
  • Lingkungan keluarga.
    Sebagai lingkungan sosial awal dalam membentuk karakter individu. Anak sebagai individu menghormati orang tua, menyayangi sesama anggota keluarga. Begitu juga dengan orang tua, menyayangi sesama anggota keluarganya. Jika tidak ada saling menyayangi akan timbul kekacauan dalam keluarga. Keluarga juga sebagai tempat individu untuk berlindung.
  • Sekolah.
    Individu dalam sekolah menjalankan peranan masing-masing. Individu sebagai murid dalam lingkungan sekolah, berinteraksi dengan individu yang sebaya. Memiliki tujuan yang sama untuk belajar, memiliki kesamaan kepentingan dan ada aturan. Membuat individu hampir tidak ada perselisihan.
  • Tempat kerja.
    Individu satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan latar belakang, Namun dengan perbedaan yang ada, mereka harus bekerjasama untuk kemajuan diri dan perusahaannya. Individu dalam lingkungan kerja melakukan hubungan komunikasi yang baik, untuk kemajuan perusahaan. Jika tidak ada komunikasi yang baik, akan membuat lingkungan kerja yang kurang nyaman.
  • Masyarakat.
Lingkungan paling luas bagi individu untuk berinteraksi dengan individu lain. Masing-masing individu memiliki perbedaan latar belakang, kepentingan dan tujuan. Hal yang kelihatan dengan mata, bisa sebagai kebohongan karena ada kepentingan dan tujuan yang berlainan. Individu menjaga jarak sebagai perlindungan diri. Tapi masing-masing individu saling menghargai karena adanya norma sosial.
Sumber :  http://intandalamdebu.com/volume-25/dampak-interaksi-individu/

Pengaruh Situasi

Pengaruh Situasi Konsumen
Menurut Engel,dkk (1994) pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek.
Sedangkan menurut Mowen dan Minor (1998) situasi konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
  1. Lingkungan Fisik
    Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
  1. Lingkungan Sosial
    Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
  2. Waktu
    Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
  1. Tujuan
    Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
  2. Suasana Hati
    Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Jenis-jenis Situasi Konsumen
- Komunikasi : suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komponen Komunikasi :
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
- Pembelian : adanya penukaran benda dengan harta (uang).
a. Berdasarkan Objeknya
Jual beli berdasarkan objek dagangnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Jual beli umum, yaitu menukar uang dengan barang.
2) Jual beli as-Sharf (Money Changer), yaitu penukaran uang dengan uang.
3) Jual beli muqayadhah (barter), yaitu menukar barang dengan barang.
b. Berdasarkan Standardisasi Harga
1) Jual Beli Bargainal (tawar menawar), yaitu jual beli di mana penjual tidak memberitahukan modal barang yang dijualnya.
2) Jual Beli Amanah, yaitu jual beli di mana penjual memberitahukan modal barang yang dijualnya.
Dengan dasar ini, jual beli ini terbagi menjadi tiga jenis:
a) Jual beli murabahah, yaitu jual beli dengan modal dan keuntungan yang diketahui.
b) Jual beli wadhi’ah, yaitu jual beli dengan harga di bawah modal dan kerugian yang diketahui.
c) Jual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan menjual barang sama dengan harga modal, tanpa keuntungan atau kerugian.
Ditinjau dari cara pembayaran, jual beli dibedakan menjadi empat macam:
  1. Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran secara langsung (jual beli kontan).
  2. Jual beli dengan pembayaran tertunda (jual beli nasi’ah).
  1. Jual beli dengan penyerahan barang tertunda.
  1. Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran sama-sama tertunda.
- Pemakaian
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.

Berikut ini adalah beberapa situasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu barang :
1. situasi kebutuhan sehari-hari.
Merupakan dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.
2. Situasi keuangan.
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi hidupnya.
3. Situasi interaksi
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
4. Situasi kondisi barang produksi
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang, maupun berbagai keringanan seperti buy 2 get 1 dsb.
Interaksi Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa
menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian
yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi
konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar
68%.

Pengaruh Situasi Yang Tidak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
 
Sumber: http://hadasiti.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi-konsumen.html

Siklus hidup keluarga

Keluarga berkembang mengikuti sebuah siklus. Meskipun setiap keluarga memiliki riwayat yang unik dalam mengalami setiap tahap perkembangannya, semua keluarga dianggap sebagai contoh dari seluruh pola normatif dan mengikuti urut-urutan perkembangan yang universal.
Dalam setiap tahap perkembangan ada tugas-tugas yang harus dicapai. Tugas-tugas perkembangan keluarga adalah tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap perkembangannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan afektif, sosial, perawatan kesehatan, reproduksi, dan ekonomi dalam keluarga.

Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga telah diuraikan oleh Duvall dan Miller (1985) dan Carter dan McGoldrick (1988). Tahap-tahap tersebut terdiri dari 9 tahap siklus kehidupan keluarga sebagai berikut :

  • Tahap transisi: Keluarga antara (dewasa muda yang belum menikah)
Tahap ini menunjuk ke masa dimana individu berumur 20-an yang telah mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga. Bagaimana dewasa muda melewati tahap ini sangat mempengaruhi siapa yang dinikahinya serta bagaimana dan kapan pernikahan itu berlangsung. Untuk melewati tahap ini dengan sukses, dewasa muda harus berpisah dari keluarga asalnya (mandiri) tapi masih menjaga kontak emosional.
Tugas-tugas perkembangan pada tahap ini adalah (1) pisah dari keluarga asal, (2) menjalin hubungan intim dengan teman sebaya, serta (3) membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial.
Masalah-masalah kesehatan yang sering dijumpai pada tahap ini antara lain STD, masalah kesehatan mental, kecelakaan dan bunuh diri. Promosi kesehatan yang dapat dianjurkan adalah agar dewasa muda menghindari obat-obat terlarang, alkohol dan tembakau, serta mendapatkan tidur, nutrisi, istirahat, olahraga, perawatan gigi, dan uji kesehatan secara adekuat.

  • Tahap I : Keluarga pemula
Pernikahan dari sepasang insan menandai dimulainya keluarga baru. Tugas perkembangan yang paling penting dalam tahap ini adalah (1) membangun perkawinan yang saling memuaskan, (2) menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, dan (3) keluarga berencana.
Ketika dua orang diikat dalam satu pernikahan, maka mereka membangun SATU kehidupan bersama yang baru. Bersama-sama mereka menciptakan rutinitas baru yang sebelumnya dikompromikan bersama, dan memelihara rutinitas tersebut. Membangun perkawinan yang saling memuaskan juga berarti menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang ada, jangan sampai terjadi konflik. Untuk mencegah konflik, perlu dikembangkan sikap empati, saling mendukung, serta komunikasi secara terbuka dan sopan.
Pernikahan berarti menyatukan dua keluarga. Sehingga otomatis orang menikah akan menjadi bagian dari 3 keluarga : keluarga asal, keluarga pasangan, dan keluarga sendiri yang baru dibina. Di sini, suami-istri harus membina hubungan yang baik dengan setiap anggota keluarga, dan secara bersamaan menjaga otonomi keluarga sendiri sehingga tidak ada campur tangan yang akan merusak kebahagiaan bahtera pernikahan.
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional, kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi.

  • Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama sampai bayi berumur 30 bulan. Meskipun bagi kebanyakan orang tua memiliki bayi merupakan pengalaman penuh arti dan menyenangkan, kedatangan bayi membutuhkan perubahan peran yang mendadak. Setelah kelahiran bayi, keluarga mempunyai beberapa tugas perkembangan yang penting, antara lain (1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga), (2) rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga, (3) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, (4) memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua serta kakek dan nenek.
Masalah perkawinan yang sering terjadi pada tahap ini adalah suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh suami), terdapat peningkatan perselisihan dan argumentasi antara suami istri, serta kehidupan seksual dan sosial yang terganggu dan menurun. Untuk mengatasinya, sangat penting membentuk kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan. Pasangan harus terus berbagi dan berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggung jawabnya sebagai orang tua, dan peka tidak hanya dalam masalah pemenuhan kebutuhan seksual tapi psikologis pada umumnya.
Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga, dan peningkatan kesehatan secara umum.
Peran yang paling penting bagi perawat keluarga bila bekerja dengan keluarga yang sedang mengasuh bayi adalah mengkaji peran sebagai orang tua; bagaimana kedua orang tua berinteraksi dengan bayi baru dan merawatnya, dan bagaimana respon bayi tersebut. Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat pemeriksaan setelah postpartum 6 minggu. Orang tua diajak berdiskusi mengenai perencanaan untuk memiliki bayi berikutnya. Orang tua perlu menyadari bahwa kehamilan dengan jarak rapat dan sering dapat berbahaya bagi ibu, ayah, saudara bayi dan unit keluarga secara keseluruhan.

  • Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 6 tahun.  Anak usia prasekolah harus banyak belajar pada tahap ini, khususnya dalam hal kemandirian. Mereka harus mencapai otonomi yang cukup sehingga mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa campur tangan orang tua dimanapun mereka berada. Akhir-akhir ini banyak berkembang pendidikan prasekolah seperti PAUD, dsb. Program-program prasekolah yang terstruktur sangat bermanfaat dalam meningkatkan IQ dan keterampilan sosial.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah (1) memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan, (2) mensosialisasikan anak, (3) mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap mememuhi kebutuhan anak-anak yang lain, (4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) serta di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
Anak usia prasekolah sangat senang mengeksplor dunia di sekitarnya. Karena itu penting bagi orang tua untuk menyediakan peralatan dan fasilitas yang bersifat melindungi anak-anak, karena pada tahap ini kecelakaan menjadi penyebab utama kematian dan cacat. Mengkaji keamanan rumah merupakan tugas penting bagi perawat keluarga dan kesehatan komunitas sehingga orang tua dapat mengetahui resiko-resiko yang ada dan cara-cara mencegah kecelakaan.
Penelitian menunjukkan bahwa hubungan perkawinan sering mengalami kegoncangan pada tahap ini. Pasangan suami istri masing-masing merasakan perubahan kepribadian yang negatif, merasa kurang puas dengan keadaan di rumah, terdapat lebih banyak interaksi yang berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan kepada anak lebih banyak daripada yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan seksual lebih rendah. Konselor perkawinan sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Masalah-masalah yang sering terjadi antara lain masalah kesehatan fisik anak seperti penyakit-penyakit menular yang lazim pada anak, jatuh, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain yang terjadi selama usia prasekolah. Masalah-masalah lain yang penting adalah persaingan di antara kakak-adik, keluarga berencana, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah-masalah pengasuhan anak, masalah komunikasi dalam keluarga, serta kesehatan umum.
Tujuan utama bagi perawat yang melayani keluarga dengan anak usia prasekolah adalah membantu mereka membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional dan sosial secara optimal.

http://beldashani.blogspot.com/2010/08/tahap-tahap-siklus-kehidupan-keluarga-1.html

Kelompok Referensi

Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan.Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusandan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.
Jenis – jenis kelompok referensi berdasarkan pengelompkannya yaitu :
1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya
•           Kelompok primer
•           Kelompok sekunder
2. Menurut legalitas keberadaan
•           Kelompok formal
•           Kelompok informal
3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh
•           Kelompok aspirasi
•           Kelompok disosiasi
•           Primary / secondary
•           Membership
Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal – hal berikut ini :
  • Memberitahukan  atau  mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk / merk khusus
  • Memberikan  kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok
  • Mempengaruhi  individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok
  • Membenarkan  keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok
Kelompok referensi terdiri atas dua jenis, yaitu :
-  Kelompok referensi normative
- Kelompok referensi komparatif
Untuk mendorong timbulnya conformity maka kelompok referensi harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya sesuatu produk menarik atau merek yang khusus.
  2. Memberikan kesempatan kepada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok
  3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
  4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.
Beberapa peran penting dari keluarga antara lain :
  1. Memenuhi kesejahteraan secara ekonomi
  2. Memberikan dukungan emosional
  3. Membentuk gaya hidup
  4. Sosialisasi
Pengambilan Keputusan dan Peran Anggota Keluarga
Menurut Schiffman dan Kanuk terdapat 8 peran yang dilakukan oleh anggota keluarga, antara lain :
1.  Penjaga pintu (gatekeepers)
2. Pemberi pengaruh
3. Pengambil keputusan (decision maker)
4. Pembeli (buyer)
5. Penyiap (preparer/installer)
6. Pengguna (user)
7. Pemelihara (maintener)
8. Pembuang (disposer)
 Menurut Neighbour (1985) thapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting dalam setiap tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :
Tahap Perkawinan
Tahap Melahirkan Anak
Tahap Membesarkan Anak-Anak Memasuki Sekolah Dasar
Membesarkan Anak-Anak Usia Remaja
Keluarga Mulai Melepaskan Anak-Anak
Tahun-tahun Pertengahan
Usia Tua
Berdasarkan segmen keluarga yang dipilih ini perusahaan dapat menyusun bauran pemasaran melalui :
-  Strategi Produk
-  Strategi Promosi
-  Strategi Harga
-  Distribusi
 http://titayulianita.wordpress.com/2011/07/05/bab-8-pengertian-kelompok-referensi/

KELAS SOSIAL

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakt seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelas_sosial